Hampers dan Parcel – Berbagi bingkisan dengan orang-orang terkasih udah menjadi tradisi di Indonesia menjelang Idulfitri. Selain menyiapkan menu khas lebaran, orang-orang juga mempersiapkan bingkisan berupa parsel atau hampers. Dikutip dari gramedia.com, rupanya parsel dan hampers ialah dua istilah nan berbeda.
Memang istilah hampers lebih populer diperbandingkan parcel. Sehingga ketika pertama kali istilah hampers dikenal, banyak nan mengira bahwa hampers ialah istilah lain dari parcel. Sebenarnya, apa sih perbedaan dari hampers dan parcel? Simak penjelasannya berikut ini, ya!
Sejarah Hampers dan Parcel Dari Masa ke Masa
Budaya mengirimkan hampers rupanya telah muncul sejak abad ke-11 di Prancis. Hampers mulanya disebut dengan nama hanapier dan dibuat dengan sebuah keranjang anyaman nan umumnya bahan utama keranjang itu berupa kayu willow. Isi dari keranjang hal yang demikian ialah minuman serta makanan nan bakal dibawa untuk berburu serta melakukan perjalanan cukup lama.

Nama hanapier kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris dengan nama hamper di Inggris pada era Victoria. Pada tahun 1066, Raja William di Inggris kemudian mendapatkan tradisi untuk mengirimkan hamper nan berasal dari Prancis.
Awal mula adanya hampers dan parcel
Pada mulanya, saling mengirimkan hampers tak mempunyai tujuan untuk menjalin silaturahmi atau memberi bingkisan di seremoni besar seperti ketika ini. Akan tetapi untuk menyumbang beberapa bahan kepada orang nan membutuhkan, lantaran ketika itu kondisi perang telah membikin banyak orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga, isi dari hampers ketika itu ialah makanan nan bisa disimpan oleh penerima hampers selama beberapa minggu.
Kemudian pada tahun 1200-an, bentuk hampers nan semulanya untuk sumbangan kembali berubah. Hampers pada tahun hal yang demikian diartikan sebagai suatu arsip krusial nan dikirimkan melalui bentuk paket. Lalu pada tahun 1700-an, ketika kereta kuda mulai digunakan oleh banyak orang, istilah hampers pun kembali merujuk pada bingkisan makanan. Akan tetapi di tahun-tahun tersebut, hampers tak lagi berbentuk sumbangan, tetapi menjadi bekal nan bakal dibawa ketika seseorang bakal melakukan perjalanan jauh dengan kereta kuda.
Hampers ataupun parcel kemudian menunjukan ketenaran sebagai suatu bingkisan bingkisan seiring dengan perkembangan transportasi di era revolusi industri. Pengiriman peralatan serta makanan segar semakin gampang dilakukan dengan sigap ke seluruh wilayah di Inggris.
Hampers dan parcel berkembang menjadi hadiah untuk acara keagamaan
Nah, kemudian tujuan pengirimannya berubah menjadi bingkisan nan berasosiasi dengan seremoni keagamaan nan muncul di akhir tahun 1800-an. Pada tahun hal yang demikian transportasi modern telah ditemukan, seperti kereta api nan bisa mempermudah proses pengiriman hampers dan paket lainnya.
Sehingga, ketika transportasi modern mulai muncul orang-orang pun mulai tak jarang saling berkirim bingkisan atau hampers. Pertama kali hampers dikirimkan sebagai bingkisan dalam seremoni keagamaan di hari Natal. Isi hampers pun semakin beragam, tak hanya makanan saja.
Seiring perkembangan waktu, hampers dan parcel pun dikirimkan tak hanya untuk merayakan hari-hari keagamaan. Kebiasaan mengirimkan hampers pun mulai muncul di beberapa negara, tertentu untuk seremoni besar kepercayaan Islam seperti Lebaran dan Ramadan.
BACA JUGA: Parcel Lebaran, 12 Ide Kreasi Yang Bisa Kamu Contoh
Parcel dan Hampers di negara India, China dan Indonesia
Pada mulanya di India, banyak orang mengirimkan parcel sebagai bingkisan serta permen nan dibungkus sebagai parcel ketika Idulfitri. Selain mengirimkan parcel, masyarakat muslim di India juga menyelipkan beberapa duit nan disebut sebagai Eidi dari para orang tua untuk anak-anak.
Selain di India, masyarakat muslim di China nan bertempat tinggal di wilayah Lhasa pun mempunyai kebiasaan mengirimkan parcel. Kebiasaan mengirimkan parcel ini juga disebutkan dalam sebuah penelitian nan ditulis oleh Xiachun nan tahun 2011 mengenai penduduk muslim di Lhasa nan tak jarang berganti parcel dengan tetangga nan berasal dari etnis Tibet dan Han. Bertukar parcel di China tak hanya dilakukan ketika Ramadan saja. Akan tetapi, juga dilakukan ketika Festival Musim Semi China diadakan.
Sedangkan di Indonesia, mengirimkan parcel dan hampers rupanya telah dimulai sejak masa penjajahan. Di mana wanita bakal mengirimkan bingkisan berisi makanan kepada family nan tengah berperang. Usai perang berakhir, tradisi mengirimkan bingkisan berisi makanan hal yang demikian tetap terus bersambung hingga Natal ataupun Ramadan tiba atau momen spesial lainnya.

Perbedaan Hampers dan Parcel nan Harus Kamu Tahu
Banyak orang beranggapan bahwa hampers dan parcel ialah dua perihal nan sama. Akan tetapi hampers dan parcel ini bingkisan berbeda, lho. Berikut beberapa perbedaan dari hampers dan parcel.

1. Asal kata
Parcel dan hampers berasal dari dua kata nan berbeda. Hampers berasal dari bahasa Perancis hanapier yang kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi hamper.
Tidak banyak nan tahu, bahwa kata parcel sebenarnya berasal dari bahasa Perancis lama, yaitu parcelle yang kemudian diserap dalam bahasa latin menjadi particella. Akan tetapi, sekarang kata hamper telah diserap dalam bahasa Indonesia dan tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai kata baku.
2. Kemasan
Perbedaan kedua dari hampers dan parcel adalah dari segi kemasan. Apabila dilihat dari penjelasan parcel, maka bisa diketahui bahwa parcel merujuk pada barang nan telah dibungkus dengan rapi serta bagus dengan menggunakan kertas ataupun bahan lainnya.
Sedangkan bungkusan untuk hampers, andaikan merujuk dari pengertiannya adalah bingkisan nan ditata dengan menggunakan keranjang. Sesuai dengan sejarah hampers nan pertama kali digunakan di Prancis dan Inggris, hampers adalah bingkisan nan dikemas dengan menggunakan keranjang nan terbuat dari anyaman.
BACA JUGA: Peluang Bisnis Menjelang Lebaran 2023
3. Isi
Apabila dilihat dari isinya, hampers dan parcel mempunyai perbedaan nan cukup mencolok lho, Rhinover’s. Mulai dari jumlah hingga jenis-jenisnya.
Pada parcel, umumnya bakal berisi benda-benda dengan ukuran nan mini dan ditambahkan dengan bingkisan khusus. Hadiah tertentu nan dimaksud adalah buku, kartu ucapan, makanan ringan, wadah makanan, botol minuman, dan lainnya.
Sedangkan pada hampers, isinya mempunyai jumlah nan cukup banyak diperbandingkan dengan parcel sehingga bentuknya pun lebih besar. Karena perihal tersebutlah, hampers lebih tak jarang dikemas menggunakan keranjang. Isinya mulai dari makanan dan minuman. Namun kini, isi hampers lebih beragam dan tak hanya berisi makanan atau minuman. Hampers bisa berisi barang nan cukup besar, seperti gawai, sepatu, tas dan, lain sebagainya.
4. Harga
Perbedaan nan bisa kelihatan dengan jelas antara hampers dan parcel adalah harganya. Biasanya, nilai parcel lebih murah diperbandingkan dengan nilai hampers. Hal ini dikarenakan isi, jenis, hingga ukuran dari parcel nan lebih mini diperbandingkan dengan hampers.
Tidak hanya itu, hampers memerlukan biaya lebih lantaran bungkusan nan terbuat dari keranjang ataupun bungkusan lain nan lebih kokoh diperbandingkan parcel. Selain itu, isi hampers umumnya lebih mahal lantaran berisi barang-barang dengan ukuran lebih besar.
5. Tujuan penggunaan di beragam negara
Tujuan dari parcel dan hampers juga berbeda-beda lho di beragam negara. Contohnya di Inggris, parcel umumnya digunakan untuk membungkus arsip biasa, kaos, dan lainnya nan dikemas dengan menggunakan kertas ataupun pembungkus lainnya dengan bentuk kotak. Selain itu, parcel umumnya dikirimkan menggunakan pengiriman biasa atau reguler.
Sedangkan tujuan pengiriman hampers adalah sebagai hadiah. Oleh lantaran itu, hampers bakal dikemas dengan pembungkus transparan nan elok dan ditempatkan pada keranjang anyaman terbuat dari rotan atau tempat laundry di Amerika. Karena sebagai bingkisan dan kemasannya lebih eksklusif, maka hampers pun bakal dikirimkan dengan pengiriman tertentu dan diperlakukan tertentu agar peralatan ataupun bungkusan hampers tak rusak.
6. Variasi hiasan
Perbedaan dari hampers dan parcel nan cukup signifikan selanjutnya adalah dari ragam hiasan. Meskipun ragam hiasan pada parcel dan hampers telah berubah, seiring dengan perkembangan mode dan bumi fashion, bakal tetapi keduanya tetap mempunyai karakter unik nan sama dalam perihal bingkisan.
Variasi hiasan nan digunakan untuk parcel sebelumnya hanyalah kertas, atau pun surat kabar nan tak begitu kokoh lantaran hanya untuk mengirimkan dokumen. Tetapi, ketika ini ragam hiasan pada parcel telah beragam. Kini parcel banyak dikemas dengan menggunakan kotak nan berbahan kertas karton keras, kemudian dibungkus dengan rapi serta dikasih hiasan cukup menarik, seperti pita dan lain sebagainya.
Lalu, ragam hiasan pada hampers pun telah berkembang. Kini hampers tak hanya menggunakan keranjang rotan saja. Meskipun keranjang rotan untuk mengemas hampers tak sepenuhnya ditinggalkan.
Hampers sekarang banyak menggunakan kotak dengan bahan lebih kokoh dan variatif. Contohnya ialah keranjang besi ringan, ember plastik, dan kotak berbahan akrilik.
BACA JUGA: 10 Ide Hampers Lebaran Unik Yang Bisa Jadi Peluang Usaha!
Penutup
Baik bungkusan untuk parcel dan hampers, umumnya bakal disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari pengiriman hampers serta momennya. Sehingga, hiasan nan bakal diberikan pun disesuaikan. Contohnya untuk acara Natal, tentu hiasannya bakal berbeda jika diperbandingkan hampers dan parcel nan dikirimkan pada momen Ramadan.
Bisnis hampers ataupun parcel pun sekarang kian menjamur. Para pelaku bisnis berupaya memberikan bungkusan unik dengan hiasan variatif nan banyak diminati oleh pelanggan. Bisnis membikin hampers dan parcel bisa jadi ide bisnis Rhinover’s untuk menyambut Ramadhan dan menjemput cuan, lho.
Lihat juga daftar paket usaha sablon LENGKAP yang ditawarkan oleh Rhino indonesia yang bisa menjadi salah satu pilihan kamu untuk membuka usaha sablon printing.
Sumber: gramedia.com
***